Senin, 14 Januari 2019


PILPRES FIKTIF YANG IMAJINATIF (Opini)

Siapa yang tak mengenal Capres Cawapres parodi Nurhadi-Aldo? Kini sosok mereka tengah ramai diperbincangkan oleh masyarakat se-Indonesia. Bagaimana tidak? Media massa pun seakan berlomba agar tak ketinggalan mengusut sosok di balik Capres Cawapres yang digadang-gadang menjadi intermezzo untuk perpolitikan Capres-Cawapres tahun ini.

Sosok Nurhadi sendiri merupakan seorang tukang pijat yang tinggal di Golantepus, Mejobo, Kabupaten Kudus. Dirinya sering mempromosikan jasa pijatnya melalui media sosial. Setiap postingannya bermuatan motivasi , bisa juga berbau seksual dan hal absurd lainnya yang ternyata sangat disukai oleh anak-anak muda. Sekelompok anak muda pun merasa cocok dengan pembawaan karakter Nurhadi sehingga mereka mengangkatnya menjadi Capres guyonan dengan nomer urut 10.

Sementara Aldo benar-benar seorang sosok fiktif. Terinsipirasi dari nama yang sama bernama lengkap Aldo Suparman yang memiliki ciri khas tulisan alay di setiap postingan sosial medianya. Wajahnya sendiri berupa perpaduan tokoh politik yang ada di Indonesia. Sosok fiktif Aldo ini lalu disandingkan dengan Nurhadi menjadi Cawapres guyonan Koalisi Tronjal-Tronjol.

Keseruan mereka inilah yang menjadi magnet bagi anak-anak muda untuk mengikuti Capres dan Cawapres parodi ini. Meskipun hanya sekedar gurauan, dan lucu-lucuan para sekelompok anak-anak muda, koalisi mereka diharapkan menjadi peredam kampanye hitam antarkubu yang terus terhembus dan menegangkan satu sama lain. Selain itu, slogan koalisinya yang menggelitik dan program kerja yang nyeleneh, sukses mendapat perhatian sepenuhnya oleh masyarakat. Kini sosok Nurhadi bisa ditemukan di layar kaca pertelevisian Indonesia. Baik di berita maupun sebagai bintang tamu yang diundang ke berbagai acara talkshow.

Kemunculan mereka terlalu cepat di ekspose padahal rasanya baru sebentar saja melihat postingan mereka yang selalu kocak, penuh ide kreatif dan megundang gelak tawa orang yang membacanya sekarang entah bagaimana penulis berpendapat mereka menjadi anti klimaks. Anti-klimaks yang berarti terjadinya kemerosotan atau kemunduran mendadak  yang sangat berlawanan dengan kemajuan atau kehebatan yang sebelumnya telah dicapai oleh Koalisi Tronjal-Tronjol Maha Asyik ini. Hilang sudah rasa misterius terhadap sosok Nurhadi dan Aldo, rasa gemas acap kali melihat postingan baru mereka, terlebih terdapat perpecahan intern di koalisi tersebut yang menjadi nilai minus.

Bukan yang pertama kali Indonesia memliki Capres fiktif. Pada tahun 2014 ada Si Juki dengan tagline nya #BeraniBeda yang dibawakan oleh bung Faza Meonk dan Tim suksesnya. Bedanya konten yang di sajikan tentu lebih ramah untuk anak di bawah umur karena minimnya atau tidak ada sama sekali konten yang berbau seksual. Di tahun ini selain Capres fenomenal Nurhadi-Aldo, hadirnya kemunculan Capres fiktif Ice Bear Indonesia juga kini tengah digandrungi oleh sebagian netizen. Ice Bear merupakan salah satu tokoh utama dalam serial Cartoon Network : We Bare Bear. Tagline mereka ialah #IceBearForPresident. Salah satu alasannya juga dikarenakan konten yang mereka posting bisa sama-sama dinikmati oleh siapapun dengan segala usia.

Akhir kata, seandainya saja Capres Cawapres fiktif tidak terlalu cepat di angkat ke permukaan, justru akan semakin menambah nilai jual dan menjadi cerita tersendiri bagi para penikmatnya. Tidak harus menjadi nyata, hanya saja karena ini fatamorgana sebisa mungkin harus dinikmati selagi ada. Ciao!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar